1. Ruang lingkup
Metoda ini digunakan untuk pengambilan contoh air guna keperluan pengujian sifat fisika dan kimia air tanah.
2. Istilah dan definisi
2.1 air tanah
air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah, antara lain sumur bor, sumur gali dan sumur pantek
2.2 akuifer
lapisan batuan jenuh air di bawah permukaan tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air
2.3 akuifer tertekan
akuifer yang dibatasi di bagian atas dan bawahnya oleh lapisan kedap air. Akuifer ini disebut pula akuifer artesis
2.4 akuifer tak tertekan
akuifer yang dibatasi di bagian atasnya oleh muka air tanah bertekanan sama dengan tekanan udara luar (1 atmosfer) dan dibagian bawahnya oleh lapisan kedap air
2.5 nutrien
senyawa yang dibutuhkan oleh organisme yang meliputi fosfat, nitrogen, nitrit, nitrat dan amonia
3. Peralatan
3.1 Alat pengambil contoh
3.1.1 Persyaratan alat pengambil contoh air sumur bor
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh;
b) mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya;
c) contoh mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya;
d) mudah dan aman di bawa;
e) kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
3.1.2 Jenis alat pengambil contoh air sumur bor
Salah satu contoh alat pengambil contoh air sumur bor adalah alat Bailer yang terdiri dari tabung teflon dengan ujung atas terbuka dan ujung bawah tertutup dilengkapi dengan katup ball valve.
Gambar 1 Contoh alat pengambil contoh air sumur bor tipe Bailer
3.1.3 Jenis alat pengambil contoh air sumur gali
Salah satu contoh alat pengambil contoh air sumur gali terdiri dari botol gelas dan stainless steel yang ujung atasnya dapat di buka tutup dan terikat tali keatas sedangkan ujung bawah tertutup dan dilengkapi pemberat di bawah.
Gambar 2 Contoh alat pengambil contoh air sumur gali
3.2 Alat pengukur parameter lapangan
Peralatan yang perlu dibawa antara lain:
a) pH meter;
b) konduktimeter;
c) termometer;
d) meteran;
e) water level meter atau tali yang telah dilengkapi pemberat dan terukur panjangnya; dan
f) Global Positioning System (GPS).
CATATAN Alat lapangan sebelum digunakan perlu dilakukan kalibrasi.
3.3 Alat pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4°C ± 2°C, digunakan untuk menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
3.4 Alat penyaring
Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta saringan berpori 0,45 μm.
3.5 Alat ekstraksi (corong pemisah)
Corong pemisah terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.
4. Bahan
Bahan kimia untuk pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan di uji.
5. Wadah contoh
5.1 Persyaratan wadah contoh
Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) terbuat dari bahan gelas atau plastik poli etilen (PE) atau poli propilen (PP) atau teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);
b) dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
c) bersih dan bebas kontaminan;
d) tidak mudah pecah;
e) tidak berinteraksi dengan contoh.
5.2 Persiapan wadah contoh
Lakukan langkah-langkah persiapan wadah contoh, sebagai berikut:
a) untuk menghindari kontaminasi contoh di lapangan, seluruh wadah contoh harus benar-benar dibersihkan di laboratorium sebelum dilakukan pengambilan contoh.
b) wadah yang disiapkan jumlahnya harus selalu dilebihkan dari yang dibutuhkan, untuk jaminan mutu, pengendalian mutu dan cadangan.
c) jenis wadah contoh dan tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung dari jenis contoh yang akan diambil, sebagai berikut:
5.2.1 Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik yang mudah menguap (Volatile Organic Compound, VOC)
Siapkan wadah contoh untuk senyawa organik yang mudah menguap, dengan langkah kerja sebagai berikut:
a) cuci gelas vial, tutup dan septum dengan deterjen. Bilas dengan air biasa, kemudian bilas dengan air bebas analit;
b) bilas dengan metanol berkualitas analisis dan dikeringkan;
c) setelah satu jam, keluarkan vial dan dinginkan dalam posisi terbalik di atas lembaran aluminium foil;
d) setelah dingin, tutup vial menggunakan tutup yang berseptum.
CATATAN 1 Saat pencucian wadah contoh, hindari penggunaan sarung tangan plastik atau karet dan sikat.
CATATAN 2 Untuk beberapa senyawa organik yang mudah menguap yang peka cahaya seperti senyawa yang mengandung brom, beberapa jenis pestisida, senyawa organik poli-inti (Poli Aromatik Hidrokarbon, PAH), harus digunakan botol berwarna coklat.
5.2.2 Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat diekstraksi
Siapkan wadah contoh untuk senyawa organik yang dapat diekstraksi, dengan langkah kerja sebagai berikut:
a) cuci botol gelas dan tutup dengan deterjen. Bilas dengan air biasa, kemudian bilas dengan air bebas analit;
b) masukkan 10 mL aseton berkualitas analisis ke dalam botol dan rapatkan tutupnya, kocok botol dengan baik agar aseton tersebar merata dipermukaan dalam botol serta mengenai lining teflon dalam tutup.
c) buka tutup botol dan buang aseton. Biarkan botol mengering dan kemudian kencangkan tutup botol agar tidak terjadi kontaminasi baru.
5.2.3 Wadah contoh untuk pengujian logam total dan terlarut
Siapkan wadah contoh untuk pengujian logam total dan terlarut, dengan langkah kerja sebagai berikut:
a) cuci botol gelas atau plastik dan tutupnya dengan deterjen kemudian bilas dengan air bersih.
b) bilas dengan asam nitrat (HNO3) 1:1, kemudian bilas lagi dengan air bebas analit sebanyak 3 kali dan biarkan mengering, setelah kering tutup botol dengan rapat.
5.2.4 Wadah contoh untuk pengujian BOD, COD dan nutrien
Siapkan wadah contoh untuk pengujian BOD, COD dan nutrien, dengan langkah kerja sebagai berikut:
a) cuci botol dan tutup dengan deterjen kemudian bilas dengan air bersih;
b) cuci botol dengan asam klorida (HCl) 1:1 dan bilas lagi dengan air bebas analit sebanyak 3 kali dan biarkan mengering, setelah kering tutup botol dengan rapat.
5.2.5 Wadah contoh untuk pengujian anorganik non-logam
Siapkan wadah contoh untuk pengujian anorganik non-logam, dengan langkah kerja sebagai berikut:
a) cuci botol dan tutup dengan deterjen, bilas dengan air bersih kemudian bilas dengan air bebas analit sebanyak 3 kali dan biarkan hingga mengering;
b) setelah kering tutup botol dengan rapat.
5.3 Pencucian wadah contoh
Lakukan pencucian wadah contoh sebagai berikut:
a) Peralatan harus dicuci dengan deterjen dan disikat untuk menghilangkan partikel yang menempel di permukaan;
b) Bilas peralatan dengan air bersih hingga seluruh deterjen hilang;
c) Bila peralatannya terbuat dari bahan non logam, maka cuci dengan asam HNO3 1:1, kemudian dibilas dengan air bebas analit;
d) Biarkan peralatan mengering di udara terbuka;
e) Peralatan yang telah dibersihkan diberi label bersih-siap untuk pengambilan contoh.
5.4 Volume contoh
Volume contoh yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan dan laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan.
6. Penentuan titik pengambilan contoh
6.1 Titik pengambilan contoh
Titik pengambilan contoh ditentukan berdasarkan pada tujuan pemeriksaan. Titikpengambilan contoh air tanah harus memperhatikan pola arah aliran air tanah, dapat berasal dari air tanah bebas (tak tertekan) dan air tanah tertekan.
6.1.1 Air tanah bebas (akuifer tak tertekan)
Titik pengambilan contoh air tanah bebas dapat berasal dari sumur gali dan sumur pantek atau sumur bor dengan penjelasan sebagai berikut:
a) di sebelah hulu dan hilir sesuai dengan arah aliran air tanah dari lokasi yang akan dipantau;
b) di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin dan beberapa titik ke arah daratan, bila diperlukan;
c) tempat-tempat lain yang dianggap perlu tergantung pada tujuan pemeriksaan.
6.1.2 Air tanah tertekan (akuifer tertekan)
Titik pengambilan contoh air tanah tertekan dapat berasal dari sumur bor yang berfungsi
sebagai:
a) sumur produksi untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan, pertanian, industri dan sarana umum.
b) sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah.
c) sumur observasi untuk pengawasan imbuhan.
d) sumur observasi di suatu cekungan air tanah artesis.
e) sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan air asin.
f) sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah domestik atau limbah industri.
g) sumur lainnya yang dianggap perlu.